Ribuan Pengunjung Padati Festival Layang Lakbok Ciamis 2018
Ciamis wisata
ANDINUGRAHA | Dear diary, rasanya kegalauan di bulan Agustus sampai sekarang masih terasa. Galau kepana, Ndi? Gak bisa pulang, gak bisa makan nasgor buatan ibu, gak bisa ketemu ibu dan yang pasti di daerahku sedang ada acara yang menarik banget. Sebuah festival yang didalamnya terdapat suatu lomba berhadiah. Lomba permainan ini sangat aku sukai sedari kecil. Panas-panasan, lari-lari di tengah sawah hingga kejar-kejaran demi mengejar sebuah tali yang putus tertiup oleh angin.
Padahal saat ini aku tahu rasanya di tarik ulur itu sakit. Apaan sih ^_^
Tapi sewaktu kecil mengejar benang yang putus itu merupakan sebuah petualangan yang seru. Apalagi bisa dilombakan.
Lomba apa, Ndi?
Kalian juga tahu. Seperti judul yang sudah aku tulis diatas. Ya, layang-layang atau biasa disebut layangan. Sebuah lembaran dari bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan terhubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali.
Oh, iya, yang belum explore diary mahasiswa mungkin ada yang belum tahu foundernya orang mana. Yang jelas sejauh ini aku banyak banget nulis diary tentang Jogja. Ya, Jogja sebuah kota yang beberapa tahun terakhir ini jadi tempat dimana aku berkarya dan merangkai kata.
Aku aslinya orang Ciamis, tepatnya di daerah Lakbok. Inget, Lakbok ya, bukan Lombok. Jadi inget, jangan lupa terus doakan saudara kita yang di Lombok. Semoga selalu ada dalam lindungan Allah Swt. Aamiin.
Lokasi layang lakbok ini gak begitu jauh dari rumahku. Paling 10-15 menit sampai menggunakan motor. Makannya aku sangat nyesel gak bisa pulang untuk menghadiri acara yang keren ini. Bukan aku tak mau, bukan juga aku tak berusaha. Tapi ini soal tanggung jawab di Jogja, yang mana harus diselesaikan disaat acara Layang Lakbok dilaksanakan.
Senangnya, sahabat-sahabatku yang ikut hadir turut mengabariku tentang foto dan juga video terkait layang lakbok. Gak cuma itu sih, kalau masalah info memang aku selalu update dan ikut share juga. Karena aku tergabung dalam grup whatshapp dimana festival layang lakbok dibahas di dalamnya. Ikut bangga jadi warga Ciamis.
Yang sedang baca ada orang Ciamis juga? Pantes kasep jeung gareulis :))
Aku sarankan yang sedang baca diary kali ini ambil dulu kopinya, siapkan cemilannya. Soalnya cukup panjang, serius! Dah ambil dulu gih..
Oh, iya sebenarnya Paguyuban Pematang Sawah melaunching Layang Lakbok "Art and Culture Festival 2018" ini sudah sedari tanggal 15 April 2018. Yang lokasinya berada di Baregbeg-Sidaharja, Lakbok, Ciamis, Jawa Barat.
Menurut Paiso selaku Direktur Paguyuban Pematang sawah, acara launching Festival Layang Lakbok ini bertujuan untuk mengenalkan tradisi masyarakat Lakbok.
Tradisi apa, Ndi?
Jadi gini teman-teman, di Lakbok sendiri biasanya kalau sehabis panen ada tradisi bermain layang-layang di sawah. Gak cuma yang muda tapi yang tua juga ikut.
Hal ini aku rasa memang sudah dari dulu, makannya diadakanlah festival layang lakbok yang bertujuan memajukan kebudayaan melalui media sebuah festival layangan pasca panen.
Selain itu, masyarakat juga didorong menjadi pelaku utama festival. Dimulai dari penelitian potensi desa, melakukan ekplorasi estetika lokal, merancang acara, mengembangkan kelompok-kelompok sadar wisata serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Karena aku sendiri sangat sadar akan potensi yang ada di daerah Lakbok untuk dikembangkan menjadi potensi wisata.
Selain itu, masyarakat juga didorong menjadi pelaku utama festival. Dimulai dari penelitian potensi desa, melakukan ekplorasi estetika lokal, merancang acara, mengembangkan kelompok-kelompok sadar wisata serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Karena aku sendiri sangat sadar akan potensi yang ada di daerah Lakbok untuk dikembangkan menjadi potensi wisata.
Wargi Lakbok hayu urang sami-sami majukeun Lakbok :)

Persiapan demi persiapan pun terus dilakukan hingga hari H menjelang. Memang aku gak ikut membantu secara langsung. Namun keseruan dalam persiapan hingga launching Layang Lakbok terus di share melalui akun facebook dan instagram resminya Layang Lakbok Festival.
Seperti foto-foto dibawah ini merupakan persiapan menuju launching Layang Lakbok. Membuat suatu kerajinan dari jerami. Kira-kira sahabat Diary Mahasiswa pernah bikin mainan apa nih dari jerami?

Banyak cara memang yang bisa dilakukan dengan jerami, selain memang berguna untuk hal yang bermanfaat, misalnya bahan bakar pembuatan batu bata. Dengan jerami aku sendiri mempunyai kenangan, yaitu brondong.
Ya, dulu waktu masa-masanya cari jangkring sama teman-teman ke sawah, aku nyempatkan untuk mencari brondong dari tumpukan jerami padi yang sudah dibakar. Kecil sih tapi rasanya cukup lumayan dan kejadian itu jadi kenangan sampai sekarang. Saat ini rasanya susah sekali untuk di ulang :( Kalau kalian punya kenangan apa?

Begitu juga kenangan bersama layang-layang. Mulai pembuatannya dari bahan kertas buku, kertas wajik dan kertas payung. Asiknya pada masa itu yaitu bisa membuat layang-layang sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Seperti yang sudah aku ceritakan tadi di awal, aku dan sahabatku suka sekali mengejar layang-layang yang putus akibat gesekan dengan layang-layang lainnya atau putus dengan sendirinya. Kami beramai-ramai lari untuk mengejarnya.
Entah berhasil atau tidak, intinya kejar saja dulu. Kalau berhasil beruntung bisa buat sendiri kalau dapetnya rame-rame biasanya dibagi, ada yang dapet layangannya atau nggak talinya. Dan biasanya kalau dapet konyolnya kami langsung menyembunyikannya sampai kira-kira aman dan orangnya gak mencari :D

Tidak hanya persiapannya saja yang seru tapi disaat hari puncaknya pun tambah seru. Melihat fotonya begitu ramai, rasanya ingin ikut hadir disana.

Seperti inilah suasana di tempat launching layang lakbok. Suasana pedesaan, dekat sawah adem rasanya. Terlebih disaat sore, ditambah main layangan. Duh ngingetin banget pada masa kecil.


Dalam acara launching Layak Lakbok, dimeriahkan juga dengan pementasan kesenian Ébég dari masyarakat Lakbok. Teman-teman tahu kan ébég? Sama seperti kuda lumping gitu, namun ébég yang satu ini suka mendem. Alias kesurupan gitu sama makhluk ghaib.
Eh, memang kuda lumping itu memang gitu ya, kerusupan. Di Lakbok sendiri sih gitu, gak tahu kalau kuda lumping di daerah teman-teman. Apakah sama?

Gak sedikit juga teman-temanku yang ikutan ébég, kebanyakan sih malah adek kelas, bahkan yang sepantaran dengan adekku yang saat ini baru masuk sekolah menengah atas. Entah kenapa, memang hobi atau sekedar ikutan saja.
Kerusupan disini memang benar adanya, aku sendiri pernah menyaksikannya secara langsung. Disaat kesurupan biasanya para pemain itu memakan sesaji yang sudah di sediakan.
Ada sesaji berupa buah-buahan, bisa juga beling (kaca) atau genteng. Dan itu mereka makan. Para pemain tentu tak sadar, karena pada dasarnya yang memakan itu bukan mereka, tapi arwah yang ada di dalamnya.

Wajar saja ketika kesurupan semangatnya luar biasa. Namun begitu mereka sadar barulah merasa lelah, pegal-pegal. Saat ini kesenian yang satu ini tidak hanya diikuti oleh kaum laki-laki saja. Perempuan pun ada yang ikut.

Tidak hanya ébég saja, tapi aja juga Eduaksi Budaya yaitu Nyerat Aksara Sunda, dimana kita bisa belajar nulis dengan aksara sunda di acara launching ini. Kalau kalian belum tahu aksara sunda, bisa dilihat foto dibawah ini.

Jujur sih, aku juga belum bisa. Pengen banget belajar untuk bisa, sebagai orang Jawa Barat aku juga pengen melestarikan aksara sunda. Nyerat Aksara Sunda di acara launching Layang Lakbok Festival dari Pangauban Kawargian Nonoman Galuh

Senengnya melihat anak-anak sekolah dasar belajar aksara sunda. Rasanya gak mau kalah untuk ikut belajar bersama.


Tahu kan arti dari nyerat?
Nyerat itu sama artinya dengan menulis. Jadi belajar menulis aksara sunda.

Itu aja, Ndi?
Tidak dong, ada juga pementasan musik angklung dari SD Negeri 2 Sidaharja - Kecamatan Lakbok, Tatar Galuh Ciamis. Seru kan? Kalian ada yang bisa bermain angklung? Kalau di Jogja sendiri kalian akan sering melihat pementasan angklung di jalan Malioboro.

Cukup efektif memang kalau sedari duduk di sekolah dasar sudah belajar angklung. Kedepan nanti bisa terus dikembangkan, intnya terus belajar dan ikut bergabung juga dengan teman-teman yang mau belajar angklung.
Di asrama KPM Galuh Ciamis sendiri, biasanya ada hari dimana belajar angklung bareng-bareng. Hanya saja jadwalnya selalu gak pas denganku, makannya belum sempet ikutan.

Yang nonton juga cukup ramai, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Memang suara khas angklung itu sangat indah. Terlebih bisa dimainkan dengan berbagai musik yang sedang hits.

Seru kan acara lauching Layang Lakboknya.
Nah singkatnya di bulan Agustus tahun 2018 ini dilaksanakan juga Festival Layang Lakbok. Iya Agustus kemarin yang membuatku galgau gak bisa hadir secara langsung. Acaranya berlangsung pada tanggal 24-26 Agustus 2018. Yang tempatnya di Pesawahan Blok Kuntul, Desa Baregbeg-Sidaharja, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Nah singkatnya di bulan Agustus tahun 2018 ini dilaksanakan juga Festival Layang Lakbok. Iya Agustus kemarin yang membuatku galgau gak bisa hadir secara langsung. Acaranya berlangsung pada tanggal 24-26 Agustus 2018. Yang tempatnya di Pesawahan Blok Kuntul, Desa Baregbeg-Sidaharja, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Memang acara ini sudah lewat disaat diary ini aku tuliskan. Karena memang baru bisa aku publish. Meskipun sudah lewat tak ada salahnya kan aku share lokasinya, siapa tahu kalian lain kali mau datang langsung ke lokasi layang lakbok dilaksanakan.

Ada yang paham dengan peta diatas. Coba pertahatikan, lokasinya itu dekat dengan Langensari, Sidareja dan dari Banjarsari juga cukup terjangkau. Karena jalannya juga sudah bagus, jadi cukup cepat untuk sampai. Yang penting hati-hati dalam perjalanan.
Di acara Layang Lakbok bulan Agustus ini akan ada beragam pertunjukan seni tradisi, gelaran jajanan kuliner, pesta layang malam, festival aksara sunda dan Lakbok world music festival yang tentunya akan memberikan nuansa baru di area pesawahan Lakbok ini.
Kebayang kan bakal seperti apa serunya. Masih penasran? Lanjut baca ya :)


Seperti sebelum acara lauching, layang lakbok festival pun penuh persiapan yang matang. Para panitia sedang melakukan persiapan menuju hari H Festival Layang Lakbok dilaksanakan.


Selama Festival Layang Lakbok dilaksanakan terdapat juga daftar harga Paket di Layang Lakbok beserta fasilitas yang akan didapatkannya. Acara ini terbuka untuk umum dan tentunya gratis alias tidak di pungut biaya sedikit pun.
Selain itu, terdapat juga paket dan voucher yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung selama festival. Paket dibuat untuk menumbuhkan ekonomi lokal, karena semua produksi paket berasal dari masyarakat.
Untuk lengkapnya, teman-teman bisa baca di beberapa gambar dibawah ini.








Selain persiapan secara internal, persiapan external pun dipersiapankan. Ada panggung utama Festival Layang Lakbok dan beberapa stand yang ada di acara ini. Di lokasi ini terdapat juga salah satu lokasi yang dapat dijadikan foto oleh para pengunjung. Sebuah menara yang terbuat dari bambu.

Pintu masuknya seakan seperti masuk ke sebuah istana, padahal masuk ke pesawahan. Kreatif ya, aku yakin kalau kalian datang langsung pasti gak lupa untuk foto disini.

Dikutip dari harapanrakyat.com, menurut panitia penyelenggara Festival Layang Lakbok ini, Bapak Asep Zery Kusmaya mengatakan, acara tersebut merupakan gagasan dari para pemuda serta masyarakat Lakbok yang bertekad untuk bersama-sama menjaga tradisi yang ada di Lakbok.
“Kami sangat bahagia dan terharu pada kesempatan kali ini bisa tumbuh kebahagian-kebahagian kecil dari hal yang sangat sederhana. Melalui kegiatan ini yang memang sangat erat kaitannya dengan kehidupan pedesaan bisa terus dilaksanakan pada kesempatan selanjutnya. Kami juga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan sehingga bisa berjalan dengan lancar,” katanya dalam sambutan.
Lokasi layang lakbok sendiri sebenarnya cukup mudah ditemukan. Selain memang tersedia petanya, dekat lokasinya juga terdapat sebuah banner besar yang lengkap dengan foto, tanggal dan juga sponsor dalam acara ini. Kalau sudah lihat bannernya, sudah dipastikan kalian sudah sampai.

Di hari pertama, tepatnya di hari Jum'at tanggal 24 Agustus terdapat beberapa pertunjukan, seperti pada rundown di bawah ini. Ada pertunjukan seni, karinding, ébég dan yang lainnya.

Dihari pertama melihat fotonya bener-bener keren, pengen deh aku hadir langsung dan mendokumentasikannya.

Ada yang berani memecahkan balok dengan kepala seperti ini? Jangan ditiru kalau memang bukan ahlinya ya..he

Terlihat seperti bukan di sawah ya panggung di acara Festival Layang Lakbok ini. Padahal ini di sawah lho. Unik ya, kalau di lapangan kan udah biasa, kalau di sawah itu baru keren. Karena bisa sekalian mainan layang-layang.

Aneka ragam makanan tradisional khas pedesaan tampak menempati stand-stand yang didirkan di sekitar lokasi layang lakbok ini. Terlihat sederhana tapi itulah khasnya. Dimana festival ini memang bernuansa serba tradisional.

Sementara itu, panggung utama yang terletak di areal pesawahan tersebut menjadi perhatian para pengunjung disaat hari pertama acara ini dilaksanakan. Terlebih ketika puluhan perempuan memakai caping dari orchestra pematang sawah sambil menari yang diiringi musik angklung dari anak-anak dan alunan kecapi.
Kalau kalian pengen lihat bisa tonton video dibawah ya. Baca terus aja, nanti juga ketemu sama videonya.
Oh, iya, kuda lumping yang tampil di festival ini lengkap dengan barongannya. Di tempat kalian apa sih namanya? Biasanya aku menyebutnya barongan atau nggak bangbarongan. Sepertinya ada nama yang lainnya deh, tapi aku lupa :) Apa ya?

Bangbarongan ini aslinya berat lho. Memang ukurannya ada yang kecil dan ada juga yang besar.

Kedatangan juga Laskar Bebegig Sukamantri. Semacam reog tapi ini wajahnya lebih serem. Coba kalau pertunjukannya malam lebih serem ya.



Pertunjukannya memang sore sebagaimana jadwal yang sudah ada di rundown. Semakin sore pemandangannya semakin indah, terlebih disaat matahari mulai terbenam.



Diary kali ini agak panjang ya?
Bacanya break dulu gak apa-apa, diminum dulu kopinya. Udah bawa kan tadi. Kalau belum, sok atuh ambil dulu, haus kan. :))
Suasana malamnya pun gak kalah keren. Coba kalian lihat foto-fotonya.

Bukan ratusan pengunjung lagi, tapi pengunjung yang datang hingga ribuan lho. Wow, andai malam itu bisa hadir langsung pasti bakal seru banget. Bisa ngedokumentasikan secara langsung.

Padahal ini di sawah lho, tapi terlihat seperti di lapangan ya. Pesawahan yang disulap jadi lapang..hehe

Asli sih ini keren dan apalagi bisa duduk diatas jerami gitu bersama teman-teman tanpa gadget hanya fokus nonton festival layang lakbok. Beuh pengen banget.

Sorotan lampu-pampunya menandakan kemeriah acara ini. Pasar malem mah lewat lah..he






Oh, iya, dari tadi lihat foto-foto penampilan di festival ini ya. Sampe lupa kasih tahu informasi tentang layang-layangnya. Jadi gini teman, lomba layang-layang ini penyisihan lombanya sedari tanggal 17-23 Agustus 2018. Sedangkan di tanggal 24 Agusuts merupakan hari atau babak final. Biaya pendaftarannya pun cukup terjangkau.
Cukup membayar Rp.30.000,- / layangan.
Sedangkan untuk daftar ulangnya cukup membayar Rp. 20.000,- / layangan.
Layangan saat ini bentuknya sudah bagus dan orang-orang juga semakin kreatif. Buktinya bentuknya gak melulu kotak atau persegi empat. Udah gitu bisa dipasang lampu lagi. Jadi disaat di udara terlihat keren, layaknya seperti pesawat di tengah malam.

Syarat untuk ikutan lomba ini pun gak sulit, para peserta mulai daftar yang dibuka hingga tanggal 14 Agustus. Lampu yang dipasang minimal 3 dan itu harus terpisah. Dan lampu yang akan di pasang di layang-layang jangan sampai mati.

Kalau mati maka panitia langsung mendiskualifikasi. Kemudian layang-layang harus sudah terbang sebelum pukul 20.00. Untuk senar yang bunyi itu maksimal panjangnya 100 meter. Nah ini yang bikin penasaran para pembaca diary kali ini. Apa sih sebenarnya hadiah lomba layang-layang ini.
JUARA 1 : SATU UNIT SEPEDA MOTOR
JUARA 2 & 3 : BEASISWA PENDIDIKAN
Itu baru di hari pertama, nah di hari kedua tepatnya di hari Sabtu lebih seru lagi. Seperti rundown yang sudah tersusun, ada penampilan karinding beatbox, tunanada, Gaya Gayo, NOS dan yang lainnya. Pasti penasaran kan? Lanjut baca ya :)

Sebelum tampil malam hari sesuai jadwal, mereka cek sound terlebih dahulu. Oh, iya band yang bernama NOS ini berasal dari Yogyakarta lho. Kalau kalian asli Jogja mungkin tahu band yang satu ini.





Masyarakat Lakbok juga ikut pentas angklung di acara festival ini.

Gak cuma angklung tapi masyarakat Lakbok tampil membawakan kesenian khas Lakbok yaitu Jidur.


Nah MC dalam acara Layang Lakbok Festival ini adalah teh Yosie Arsyani. Panggil aja Ochi, orangnya cantik, super kécé, dan yang pasti dia kuliah di Yogyakarta juga lho. Aku pernah ketemu waktu main di asrama KPM (Keluarga Pelajar Mahasiswa) Galuh Rahayu.

Malam harinya banyak pengunjung yang datang. Gak cuma saudara, teman dekat yang datang. Sepertinya memang warga Lakbok rata-rata datang. Karena sangat sayang kalau di lewatkan acara sekeren ini gak dateng. Selagi bisa kenapa nggak.

Selain mempersembahkan angklung dan Jidur, masyarakat Lakbok juga menampilkan sebuah orkestra Pematang Sawah untuk Layang Lakbok Festival 2018.
Untuk tahu kerennya festival ini seperti apa? Silahkan teman-teman lihat foto-fotonya ya :)







![]() |
Semangat banget kan, ini tampilan dari NOS. |
![]() |
Penampilan dari Gayagayo |
Para pengunjung juga bisa sembari menikmati kuliner khas Lakbok disini. Beli dan kembali menonton. Seru banget ya.

Secara gak langsung sekilas suasana kulinernya mirip dengan tempat kuliner di Pasar Kangen Jogja 2018 ya. Kalau kalian penasaran dengan pasar kangen, cari aja di diary sebelum ini. Atau bisa klik disini.


Pada malam harinya sesuai rundown kuda lumping juga tetap ikut tampil. Tapi memang seperti itu sih, maksudnya di Lakbok sendiri kalau ada hajatan kan suka tuh ada kuda lumpingnya. Biasanya selain siang malamnya juga tetap tampil. Bahkan sampai larut malam.


Ini dia para pemain kuda lumpingnya yang kesurupan. Kalau kalian penasaran coba deh searching di youtube pasti ada kuda lumping. Bagi yang penasaran lho ya..hehe

Di diary ini gak detail tentang siapa juara dari lomba layangan ini. Karena memang aku sendiri belum dapet infonya. Yang jelas kegiatan puncaknya nanti masyarakat disini akan memperlihatkan kreatifitasnya dalam membuat layangan yang akan diterbangkan pada saat malam harinya.
Ada sedikit cuplikan wawancara dengan bapak Camat Kecamatan Lakbok yang ditanya langsung oleh teh Ochi. Penasaran? Klik aja videonya.
Nih yang tadi cari videonya, tonton aja dibawah ini. Aku cantumkan dua vidoe dari youtube. Semoga bermanfaat dan menjadi bahan pengetahuan juga tentang Layang Lakbok :)
Acaranya lancar dan sukses. Bahkan dapat apresiasi dari bapak Camat Kecamatan Lakbok, Kabupatén Ciamis untuk Layang Lakbok Festival 2018.

Tidak hanya itu, setelah acara selesai pun para panitia tidak tinggal diam. Tapi membongkar stand-stand hingga bersih-bersih.

Memang harus seperti itu, dalam acara apapun. Setiap selesai harus dibereskan kembali. Terutama masalah kebersihan. Selain kebersihan sebagian dari iman, kebersihan juga salah satu cara untuk jauh dari penyakit.

Segitu dulu ya, tunggu terus updatean diary-diary terbaru di Diary Mahasiswa. Semoga kalian juga puas, meskipun gak bisa hadir secara langsung seperti aku.
Oh, iya gimana tanggapan sahabat Diary Mahasiswa akan Festival Layang Lakbok 2018 ini?
Kasih tahu di kolom komentar ya :)
Sumber tulisan, foto dan video :
- https://www.instagram.com/layanglakbok.fest/
- https://www.facebook.com/Layang-Lakbok-Festival-2096575933888824/
- https://twitter.com/layanglakbok
- https://www.harapanrakyat.com/2018/08/festival-layang-lakbok-ciamis-sedot-ribuan-pengunjung/
- https://fokusjabar.co.id/2018/04/15/paguyuban-pematang-sawah-launching-festival-layang-lakbok/
- https://www.youtube.com/watch?v=be8WB8BJI5o
- https://www.youtube.com/watch?v=QtKW6Q3aChs
Seru deh kalo liat festival budaya seperti ini, apalagi yang rutin dilakukan tiap tahunnya.
BalasHapusAh jadi kangen panas2an main layangan.
Kangen ngejar layangan yang putus juga 😂
Nah itu dia, masa-masa panas-panasan main layangan memang bikin kangen..he
HapusSema, Mas. Berarti masa kecil dulu memang indah meskipun tanpa gadget.
Kayaknya seru banget mas acaranya. Hehe... Selalu mantap menyajikan tulisan yg informatif sih, terlebih foto2 pendukungnya itu banyak bgt.
BalasHapusUntuk acara layang2 sehabis panes sih ditempat tinggal juga gitu mas. Tapi biasanya anak-anak hingga orang dewasa aja. Dan itu cuma untuk senang-senang karena ada tempat untuk bermain layang-layang.
Pake banget, Mas..he
HapusOh gitu ya, memang sehabis panes itu cocok untuk mainan layang-layang. Hanya saja anak-anak sekarang kan berbeda banget dengan jaman dulu ya, Mas..he
Makannya momen gini asik banget kalau bisa ikutan, udah gitu ada hadiahnya pula :D
Yang seperti ini loh yang harus banget dilestarikan. Kalau bisa promosi besar-besarkan, biarkan Indonesia tahu! /apaan deh wkwkw.
BalasHapusTapi beneran nih bang. Jangan sampai kalah dengan acara seperti Jazz Traffic Festival yang diadakan rutin di Surabaya.
Saya mikirnya malah, study tour sekolah-sekolah menengah itu, bisalah berkolaborasi dengan acara seperti ini. Jadi generasi muda kita gak kehilangan identitas. Bahwa budaya Indonesia itu keren dan unik.
Eh, tapi Zahra bener juga sih. Kan bagus kalau seluruh Indonesia tahu.
HapusBetul, harusnya memang diseleingi ke tempat-tempat seperti ini khususnya yang staditour, jadi gak melulu ke tempat yang udah terus.
Toh pasti guru-gurunya yang tiap tahun ikut juga pasti bosen..he
Btw, di Surabaya Jazz Traffic Festival ada setiap tahun atau bulan, Za?
Foto-fotonya bagus kang.
BalasHapusDan dilihat dari posternya, keliatan banget kalau ini salah satu acara yang digarap dengan serius meskipun berada di daerah Lakbok yang saya aja baru denger. Padahal kampung halaman saya di Ciamis haha
Iya memang, itu semua hasil para panitia dan pengunjung yang mengabadikannya :)
HapusOh yah, lah Ciamisnya di mana, Mas?
Aku sendiri di Ciamis, lebih tepatnya di Lakbok.
Masa di Ciamis gak tahu Lakbok, Mas?
liputan yang komplit. Membacanya serasa kita hadir langsung.
BalasHapusTerima kasih, Bang.
HapusApalagi kalau hadir secara langsung, pasti lebih ajip :D
Kueren banget tulisan ini, lengkap kap kap. Seperti jadi diary-nya langsung. Hehe maaf lebay ya Mas Andi. Memang sip soalnya.
BalasHapusOh iya, kalau di tempat saya, Jember, Jatim, itu namanya Jaranan (jaran = kuda), yah kalau diindonesiakan kuda lumping itu barangkali.
Hatur nuhun, Teh Ajeng..
HapusGak apa-apa, Teh. Tuangkan aja dalam kolom komentar apa yang terlintas di kepala..hehe
Oh, gitu. Aku rasa namanya gak beda jauh, dan orang juga akan paham ya. Iya di Indonesia lebih familiar kuda lumping..he
Di Jember sendiri kalau ada jaranan itu biasa dalam acara tertentu atau festival, Teh?
Ya ampun, hampir mau jd orang cintaratu lakbok, tapi apa daya Tuhan belum meridhai. Ceileeeh
BalasHapusDuh ya, aku baru tau kl di Lakbok ada acara sekeren ini uy, sayang banget mas Andi nggak pulang ya.. Tp nggak papa, toh udah dapat konten jugaaa.. .Ehehehe
Haha.. Setiap denger Lakbok keinget ya. Ciee :P
HapusDi Cintaratu gak cuma satu cowok lho, coba cari orang sana lagi..haha
Nah itu, tapi apa daya, yang penting tetap bisa berbagi informasi sekeren ini kan. Next kalau ada lagi semoga bisa hadir secara langsung..
Btw, kapan mau ke Cintaratu lagi? *Eh
Duh ilah acaranya udah kelar aja ya wkwk.
BalasHapusKalo ada kesempatan padahal pengen bange ikut meriahin acara ini.
eh itu Asik banget ya bisa nginep di rumah warga dengan harga murah cuma 75 rebu aja.
o iya, sory ya lama ga mampir ke Blog andi karna aku lupa linknya haha,
Dan aku juga udah ganti url blogrooll dibloggku barusan :)
Iya udah kelar, Kang..
HapusIya padahal kalau ikut mah pasti bisa di bikin vlog tuh..he
Kejangkau segitu mah ya, dah ke Ciamis aja maen?
Iya gpp, Kang. Malasih udah di ganti linknya..😀
Sibuk terus sih ya, jadi gak sempet utak-atik blog 😂
Pengen banget ikut berperan dalam acara kaya gini. Lihat orang-orangan sawah ingat masa kecilku suka buat pakai jerami kering. Sekarang jangankan orang-orangan sawah, sawahnya aja udah ngga ada, habis dibuat pabrik, hiks :(
BalasHapusNostalgia masa kecil memang banyak banget ya, Teh.
HapusApalagi soal layang-layang dan sawah..hehe
Oh yah? Pabrik apa, Teh?
Jadi gak bisa buat mainan layang-layang lagi dong ya?
wah kereen banget ini, dulu pas gue mondok di ciamis, selalu sepi wkwk
BalasHapusLah sepi, gak kemana-mana sih, di kamar mulu? Wkwk
HapusUdah pernah ke Lakbok kah?
nah itu mungkin wkwk
Hapuspernahh denger, cuman blm atau lupa pernah kesana apa blm ya hahah
Belum kali, ah :P
HapusKuy kesana lagi, Mas?
hahah kapan-kapan :D
HapusDitunggu lho ya..hehe
HapusPas baca, jadi searching tentang festivalnya. Menarik. Tradisi yang tetap berjalan, diiringi dengan festival.
BalasHapusEh, jadi salfok sama kata "brondong", itu bener apa typo sih?
Bener, Mas. Berondong yanh bisa di makan semacam popcron itu lho..he
HapusPernah nyobain belum?
Oh, popcorn. Sering sih. Disini nyebutnya "benno", hanya orang2 yang ke Cinemaxxx nyebutnya popcorn. Hehehe.
HapusOh yah, baru tahu aku, Mas. Benno seperti nama orang aja..he
HapusNah betul itu, lah aku anak kost gak ke Cinemaxx e :D
Hehehe, hidup anak kostan. Ngomong2 anak kost, ada series bagus tuh di YouTube. Tentang anak kost juga. Yang main Abimana. Produksi Visinema.
HapusWah ciamis keren juga ya...
BalasHapus*YA EAALAAAAH... BELAGULU NAK JAKARTA!
Aku tadi ketemu beberapa blog yg bahas ttg event2 sperti ini.
Seru kali ya kalo ada satu website yg khusus memberikan informasi event2 tahunan di seluruh indonesia. Turis asing pasti suka nih, kan mayan tuh bisa narik banyak wisatawan juga. Jadi turis asing ga datengnya ke baleeeeee mooooloooooo....
Iya dong..hehe
HapusUdah pernah ke Ciamis belum nih?
Nah betul, dan aku pun belum nemu nih apakah ada website atau blog yang khusus bahas tentang event. Tapi sepertinya memang ada deh..he
Nah betul, sesekali ke berbagai kota seperti Ciamis kan bisa. Biar mereka tahu, Indonesia itu bener-bener luas dan keren.
Keren banget mas, saya belum pernah ke festival daerah.. Seringnya food festival -_- semoga tahun ini bisa datang dan menikmati kekayaan budaya Indonesia :)
BalasHapusAamiin, aku lebih sering ke festival gini sih, Teh. Kalau food festival pernah hanya saja jarang..hehe
Hapuswah seru banget yah gan hehhee
BalasHapusBetul, Mas. Apalagi kalau bisa hadir secara langsung..
HapusWow.. Amazing, luar biasa, salut sama Kang Andi. Diary kali ini lumayan panjang dan lengkap sekali, bisa jadi contoh buat para penulis muda yang ingin terjun langsung menjadi pemberi informasi melalui media blog.
BalasHapusAda keseimbangan antara pemberitaan dan foto-foto pendukung. Gaya bahasa yang cukup santai dan mudah dicerna, menjadi daya tarik tersendiri buat pembaca dan ingin berlama-lama berada di sini.
Semoga kepiawaian kang Andi dalan mengemas beragam informasi dalan bentuk diary Online ini bisa ditularkan kepada penulis-penulis lainnya termasuk saya, sehingga kualitas para pemberi informasi via media nlog ini akan semakin meningkat di masa-masa mendatang.
Sukses terus ya, kang. Mohon maaf baru bisa mampir, karena kesibukan di tempat kerja memaksa saya untuk mengurangi jadwal BW.
Salam blogging…
Ah, Kang Maman bisa saja. Saya juga masih belajar nih, Kang.
HapusSama-sama belajar.
Aamiin. Sukses juga buat Kang Maman..
Iya gak apa-apa, Kang. Sama akhir-akhir ini saya juga banyak kesibukan di dunia nyata. Jadi harus bagi-bagi waktu memang.
Salam blogging juga, Kang..
Sangat menarik festifalnya
BalasHapusAndai dekat saya datang walau sibuk misalnya
Semoga bakal ada suatu festival yang jaraknya dekat dengan rumah teh Anisa ya..
HapusNdi..mbaca postingan mu tentang Lakbok dan kedaerahan yang kental banget gini...aku keingat nitiprayan, sebuah kampung budaya di Jogja. Orang2 an sawah itu yang bikin inget.
BalasHapusMeski ga mudik dan nggak melihat secara langsung..infonya lengkap banget kok
Pernah denger dan gak sing sih tentang Nitiprayan ini, Teh.
HapusJadi pengen explore ke Nitiprayan deh..hehe
Alhamdulilah, Teh. Semoga para pembaca jadi tahu juga informasi ini.
Indonesia itu luar biasa banget ya.. baru tahu kalau ada askara Sunda juga. Duh duh, belajar bahasanya aja belum bisa-bisa, ternyata ada aksaranya juga.
BalasHapusFestival Layang Lakbok di Ciamis ini menurut saya super banget. Bisa menjadi contoh juga, bahwa festival yang begini harus ada di tempat lain, untk melestarikan budaya daerahnya.
Betul, Teh. Indonesia itu keren banget dan kaya akan budaya, alam dan sebagainya.
HapusMasa sih, Teh baru tahu? Saya juga pengen belajar aksara sunda.
Kalau bahasa sunda yang tau kira-kira apa aja nih, Teh?
Semoga saja, Teh festival ini bisa menjadi contoh sekaligus penyemangat untuk diadakannya lagi festival-festival diberbagai kota lainnya.
Jadi festival layangan diadakan rutin tiap tahun pasca panen?
BalasHapusAcaranya seru nih sampai malam hari.
Kemungkinan akan rutin, Mas.
HapusUntuk tahun ini baru pertama kalinya. Sepertinya yang sudah aku tulis, lengkap sama tanggal launchingnya kapan..
Keren bangat festivalnya,, belum pernah ke festival. Banyak bngat juga kata-kata yang baru di artikel ini tapi untung ada bahasa indonesianya.
BalasHapusMau nyeret juga ah, hahaha
Nyeret apa, Mas?
HapusYang aku diatas nyerat lho yah jangan salah :D
wah rame banget kayanya acaranya ya Kang Andy,, apalagi kalau festival budaya kaya gini kan jarang terjadi yaa.. pastinya warga2 pada seneng ada acara kaya ginian.. Kapan yaa bisa liat langsung festival budaya,, ayo ajak2 kalau ada festival lagi kak Andy hehhee
BalasHapusMemang rame, Teh Vika..
HapusSemoga nanti bisa share juga untuk para SDM.
Biar pas ada acara festival seperti ini bisa tahu dan bisa ikutan ya, Teh..
Festivalnya kental sekali aroma magic nya ya, ada kuda lumping makan beling..
BalasHapusYang seperti itu magic kah, Kang?
HapusWah kalau dilihat dari artikelnya pasti seru banget tuh disana. Disana ada pencak silatnya juga jadi teringat kampung halaman di madiun. Istilah ebeg hehe kalau ditempat saya jaranan / kuda lumping. Memang kalau sudah main bawaannya kata orang sering kalap / kesurupan.
BalasHapusNggak asing sih dengan nama jaranan sendiri. Aku rasa di tempat lain juga beda-beda dalam penyebutannya. Tapi tetap familiar di telinga orang..he
HapusNah begitu, Mas Glend sendiri sering nonton jaranan kah?
ya ampuun acaranya keren banget ya mas Andi. tadinya kukira layang lakbok kaya layangan di bali yang besar dan diterbangkan oleh 8 orang. Festival seperti ini patut dilestarikan loh.. ini termasuk kekayaan budaya. makasi sudah sharing
BalasHapusSama-sama, Teh..
HapusKalau yang besar kan sudah biasa, nah ini beda..he
Iya, Teh. Semoga akan terus ada kedepannya acara semacam ini.
wuih mantul ini kang seru yah festivalnya, udah lama banget ga liat layang-layang :p
BalasHapusMantul sekalih, Teh..hehe
HapusDulu suka lihat layang-layang juga ya, Teh?
sering atuh kang Andy wong aku kecil di desa hahaha...orang skrg aja baru aja 2 minggu lalu pulang dari pasar mukaku kena sabet benang kenur layangan hidung sampe berdarah sedihhhhhh :p
Hapusjadi syurhat deh
Bener panjang banget ceritanya 😂😂😂
BalasHapusMeriah juga ya acaranya, padahal pas pertama kali baca aku pikir isinya cuma main layangan aja. Sejujurnya aku nyari foto gimana bentuk layangannya pas lagi ada di atas tapi kok gaada ya, apa aku kelewatan 🙄
Barutau kalo di sunda juga ada aksara sunda, kaya di jawa ada aksara jawa hehe. Dan ada barongan juga, hmm sampe umur 20 ke atas ini aku masih takut ngeliatin barongan itu. Barongan yg biasa di daerahku agak beda sih sama yg di atas tapi sama2 serem wkwkw
Nah itu sampe saat ini aku belum dapet nih, Teh foto layangan disaat diterbangkan. Penasaran juga sih pengen lihat..hehe
HapusNanti kalau ada aku sisipkan dalam diary yang ini..
Oh yah?
Iya ada, Teh. Seperi halnya di jawa ada juga kan ya, tulisan jawa gitu.
Takut kenapa, Teh?
Taku di gigit barongan ya? hehe
Bedanya apa nih, Teh?
Kok jadi penasaran, lebih serem kah?
Btw, di daerah mana nih, Teh Mutiara?
Wohooo Ciamis mantul. Mantab betul. sumpah itu festifal keren banget. sayangnya gue enggak tahu. padahal itu deket sama kuningan, Kota gue. tapi gue baru denger lakbok. haha. lebok beda yah. gue sih ada rumah sodara di raja desa. ciamis.
BalasHapusmoga ciamis makin kece. makin mantul hehe.
Oh, Mas Yoga ini orang Kuningan tah. Dekat atuh ya.
HapusHaha..Beda atuh, Kang lebok mah :D
Sidareja mah dekat dibandingkan dari Kuningan langsung.
Aamiin, Ciamis makin maju dan jaya :)
Next kalau ada lagi hadir ya, Kang..
Wah, lengkap dan asik banget Ndi. plaing suka kalau ada acara budaya yang melibatkan kearifan lokal dan masyarakatnya ikut maju juga. Ini udah ada paket2nya ya Allah, luengkap. Jadi pengen aku. Tiap tahun kah ini? Next, colek2 yah~
BalasHapusTahun ini baru pertama kalinya sih, Teh. Mudah-mudahan aja setiap tahunnya akan terus ada.
HapusIn shaa Allah, Teh nanti kalau ada lagi dikabar-kabar lah..
Fstival daerah adalah cara kita untuk melestarikan keberagaman dan budaya yangadadi daerah kita sehinnga menarik minat wisatawan sehingga berkunjung ke daerah kita
BalasHapusBetul, Mas Ammar.
HapusSemoga acara semacam ini akan terus ada dan di lestarikan.
Keren sekali nih. Ini nih panitia pelaksananya yang luar biasa. Salut saya.
BalasHapusTerima kasih, Teh..
HapusWah menarik sekali mas, harus Terus dijaga Dan dilestarikan
BalasHapusSetuju, Mas.
HapusSemoga kedepan akan terus ada acara seperti ini.
pasti sangat ramai
BalasHapuslha wong ribuan pengunjungnya
Betul, Mas Awan.
HapusJadi inget waktu kecil suka ngejar layanang putus, serunya minta ampun, malah hampir ketabrak mobil segala, tapi seru banget. Festivalnya keren banget mas Andi, sekaligus mengenalkan budaya-budaya yang ada di Ciamis ya.
BalasHapusSayangnya gak bisa ikutan ya mas Andi, banyak kerjaan di Jogja. Saya lagi baca blog ini, tapi bukan urang Ciamis, tapi urang Kuningan, eheheh nu gareulis jeung kasep tea....
Yuk ah pertahanin tradisi seperti ini, biar semakin dikenal luas oleh masyarakat. Jujur aja, kalo gak baca artikel ini, saya gak tau kalo ada festival sekeren ini di Ciamis
Wah-wah saking senengnya, gak hati-hati nih, Mas Hendra..hehe
HapusBetul, Mas Hendra, apalagi bisa hadir secara langsung ya. Pasti lebih seru lagi.
Hehe..Owalah, orang Kuningan tah, Mas aslinya. Pantes kasep oge euy si akang :D
Alhamdulilah secara gak langsung diary kali ini memberikan informasi baru ya, Mas.
walaupuan gak datang ke acaranya serasa sudah berada diacaranya karena lihat postingan ini, dan jadi penasaran pengen melihatnya :)
BalasHapusNext kalau ada acaranya lagi bisa ikutan. Biar tahu secara langsung dan bisa mendokumentasikan sendiri :)
Hapusbanyak banget rangkaiannya om, kalo lama-lama disana apalagi bareng doi betah keknya wkwk :D enaknya bisa ngikutin event-event kaya gini tanpa mikirin tugas dari dosen :D #curhat
BalasHapusTugas mah nanti aja, refresing aja dulu..wkwk
HapusBiar gak penat, tapi kalau udah deadline mah kelarin dulu baru main :D
hidup itu sebenarnya sederhana, hanya saja kita yang merumitkannya dengan rencana...
Hapuswaah kereen ya acaranya. Saya dari Gorontalo baru tau kalau ada acara tradisional se khas ini. Saya membaca sambil share ke suami, jadi pas baca suami dengerin saya mencereritakan isi tulisannya ttg even ini.
BalasHapusmantap ya.. sayang Andi ngk bisa pulang ya...
Oh gitu, wah jadi sekalian baca dan sekalian juga suami tahu ya, Teh.
HapusIde bagus juga, terlebih bagi yang lagi males baca, jadi dengerin aja..hehe
Nah itu, Teh. Belum bisa pulang tapi gak apa-apa sih, yang penting acaranya lancar dan aku bisa tetap berbagi sama pembaca di sini..he
Waaaaaaahh seruuu!!
BalasHapusBtw baru tau namanya brondong. Gue biasa nyebutnya bebegig. Itu istilah waktu tinggal di Sumedang sih. :p
Ciamis itu yang deket pangandaran bukan? Geografi gue kacau banget emang huhuhu
Sebentar, ini bebegig buat sebutan apa? Kalau buat baraongan masuk sih.
HapusTapi kan brondong disini yang aku maksud itu brondong semacam popcron gitu, Mas..he
Atau memang iya bebegih namanya waktu di Sumedang itu. Ah, masa sih baru tahu aku :D
Sumedang jadi inget tahuuuu euy :D
Iya dekat pangandaran, bahkan dulunya pernah satu kabupaten, namun saat ini Pangandaran sudah misah, Mas.
wew, acaranya meriah banget..
BalasHapuskalau ingat festival layang-layang, jadi ingat masa keci dahulu sering buat layangan peteng.
Selalu itu mah kang, dan sepertinya setiap orang pernah deh ngalamin indahnya mainan layang-layang. Terlebih cowok. Eh, tapi tapi cewek ada gak yah yang main layang-layang..he
HapusWaaah.... asik ya bisa ikut acara ginian....
BalasHapusAku gak ikutan lho, Mas.
HapusCoba deh baca lagi, ah nampaknya gak baca nih, Mas Choky ini :(
semoga budaya indonesia terus dilestarikan ya mas, karena semakin lama semakin tergerus jaman. ngeliat aksaranya aja indonesia kaya banget sama budaya. aku ada temen orang lampung juga punya aksara sendiri. Love Indonesia banget
BalasHapusAamiin. Oh, gitu. Jujur aku baru tahu lho, Mas ternyata di Lampung juga ada aksaranya ya. Begitu kaya ya Indonesia,
HapusAamiin, semoga terus lestari acara-acara seperti guna mengenalkan kepada masyarakat luas bahkan dunia.
sudah lupa dengan yang namanya aksara sunda, padahal asli orang sunda,,,
BalasHapushiburannya dapat, edukasinya dapat...
Hayu diajar deui, Kang..
HapusNah itu, dan harus dilestarikan biar terus ada ya, Kang.
baru tau :(
BalasHapussedih gak tau info acara ini...
Setidaknya bisa tahu dari Diary Mahasiswa, Teh.
HapusNext kalau ada lagi bisa ikutan nonton :)
Wah keren yaa, budaya yang harus selalu dilestarikan supaya tetap dijaga dari dalam negeri sendiri. Begitu pula dengan tulisan aksara sunda tadi, memang perlu dipelajari sebagai budaya kita. Festival nya cukup meriah yaa sehingga cukup mudah membuat orang yang baru tahu jadi mengenal akan budayanya. Oh ya, saya juga tidak ketinggalan akan video yang ada diatas loh hehehe :D
BalasHapusDuh Gusti.. itu flyernya keren bangeeeet!! Sukses membuat acara tradisional menjadi lebih menarik dan terasa lebih modern. Salut ah sama panitia dan desainernya. Acara seperti ini harus banyak dilestarikan :D
BalasHapusuwah keren loh
BalasHapusbeda gitu suasananya sama yang di Jawa
semoga suatu hari aku bisa datang ke festival layang lakbok ini
Kukira kamu anak SKJ (Sekitar Kota Jogja)
ternyata anak Ciamis toh
hahaha
Wah..tambah hebat nich Blog DM nya, saya sampai kaget. :) Kaget karena ketinggalan koment hahaha....
BalasHapusMudah2an Festival seperti ini selalu diadakan secara rutin yach mas, biar para blogger ada kesibukan, hahahah...
Wah telaat, baru baca artikel ini tanggal 19 September sayaaa..hiks
BalasHapusfestival keren begini..
Semoga tahun depan bisa ikutan:)
Keren banget. Pasti acaranya seru banget ya :)
BalasHapusWaah keren festivalnya.
BalasHapusPenasaran dengan Ebeg. Ada videonya gak ya?
Wuih seru banget festivalnya
BalasHapusDuh nyesel telat baca info ini
Padahal mah bisa atuh ikutan nonton juga
Btw, tahun depan akan digelar festival serupa, khaN?
Pernah juga dulu jaman SD, ngejar layangan putus. E satu hari kepleset dan bikin jempol tangan kesleo. Sejak saat itu, udah nggak pernah lagi ngejar-ngejar layangan putus. Kapok!
BalasHapusBaru tau kalau Sunda juga punya akasara sendiri. Model aksaranya kaya aksara Jawa gitu nggak ya? Per konsonan kata apa gimana? Oiya, yang bikin saya penasaran sampai sekarang adalah, itu kalau pemain makan beling, keluarnya jadi apa ya? Wkwkwwk
Waaahhhhh
BalasHapusMenarik banget
Suka banget foto-foto behind the scene nya
Jadi tahu susahnya di belakang layar itu kayak apa wkwk
Awesome post mas
Senang dengan artikel ini karena festival nusantara masih terus dikembangkan.. Semoga tetap lestari dan terus mendatangkan wisatawan untuk berkunjung.
BalasHapuswuahhhh seruuu banget ituuu sampe ada paketnya sendiri buat liburan paket sama. lakbok
BalasHapusAcaranya seru sekali Kang, beragam. Ini setiap tahunkah?
BalasHapusFotonya keren-keren nih.
Waahh2...Melihat pemandangan gambarnya saja sudah membuat jiwa ini ingin terbang rasanya keciamis mas Andi...Pemandangan sawah dan alamnya indah banget..👍👍
BalasHapusMungkin acara Layang Labok yang ada didaerah ciamis sebagai ungkapan syukur warga atas melimpahnya hasil panen yang telah diberikan oleh Tuhan YME ...Luar biasa..👍👍
Keren keren acaranya hebat..
BalasHapusMelestarikan budaya indonesia dan juga pengenalan budaya sama anak penerus
festivalnya keren bangettt!!!!
BalasHapusbaca judulnya kirain festival layang layang ternyata ada musik dan culture educationnya juga ya! seru banget kalo sambil nginep di rumah penduduk, sekalian belajar kearifan lokal langsung dari warga....
Wah seru ada festival budaya. Lagi2 taunya telat deh :(
HapusFestival seperti ini bisa membuat budaya2 tetap lestari ya khususnya di kalangan generasi muda. Bisa jg menarik minat wisatawan TFS
bagaikan 1 festival besar yang diraikan seluruh negara...
BalasHapuskalaulah saya ada disana pasti saya akan hadiri
Ini acara tahunan kan ya? duhh ngeliat foto-foto jadi pingin kesini euyy. Semoga suatu saat bisa melihat secara langsung. Paling pingin nginep di rumah penduduk
BalasHapusWah keren ulasannya membuatku semakin ingin tahu kebudayaan sunda nih..
BalasHapusSeruuu! terus paket lengkap buat wisatawan yang ingin mendapat pengalaman lokal, ya.
BalasHapusDari dulu aku nggak pernah main layangan sama jerami, hehe. Entahlah, nggak minat aja sama layangan, anaknya rumahan banget.
Jaman sekolah, aku hafal aksara Jawa, selalu dapet nilai di atas 80. Sekarang udah lupa-lupa hahaha :D
Btw tulisannya panjang bangeeeeeettt!
Waaaah kece ya sepertinya Layang Lakbok art and Culture Festival iniii, meriah yaaaaa <3
BalasHapusYa ampun keren banget ini acaranya, tapi yg bikin serem sih yg bagian ebeg itu kalo makan beling pas udah sadarnya gimana? :(
BalasHapusDuuh baca aja udh kebayang serunya gimana..
BalasHapusih keren banget acaranya, aku kaya ikut merasakan euporia nya padahal liat fotonya doang.
BalasHapusWah asyiik nih jd inget sdh lama gak liat musim layang2 lavi di rumah...anak2nya antebg main gadget kali ha..hehe..
BalasHapusHai hai mas. Bagus banget festival ini. Masyarakat pun kelihatan sekali sangat antusias mengikuti acara ini ya mas. Moga ada kesempatanku juga untuk ikutan nonton ah di lain waktu :)
BalasHapusTak apa ya tidak bisa pulang menikmati nasi goreng buatan Ibu, nanti kalau ada waktu pulang bisa puas-puasin hahaha termasuk tidak bisa mengikuti festival Layang Lakbok ini.
BalasHapusSaya suka membacanya, Layang Lakbok "Art and Culture Festival 2018" ini mengingatkan saya pada budaya Naro (Gawi) yang dilakukan usai panen padi ... itu budaya orang Ende baik Suku Ende maupun Suku Lio.
Back to this fest ...
Menyenangkan sekali karena selain festival Layang Lakbok (semoga nggak kebagian konyolnya saja), juga ada ragam acara macam ebeg de el elnya. Salut! Semakin banyak festival budaya yang tentunya merupakan upaya untuk melestarikan budaya masing-masing daerah. Ini yang seharusnya diviralkan. Termasuk aksara Sunda ... aduh andai di Ende ada kegiatan seperti ini tapi khusus aksara Lotta (aksara Suku Ende). Pasti seru!
Pertunjukan malamnya juga seru inih dilihat dari foto-fotonya.
Btw saya pernah melewati Ciamis. Kota yang begitu bersih dan elok dilihat! Salut!
Waaaah .. festival layang-layang ini benar-benar digarap keren 👍.
BalasHapusPenggarapan,pendukung acara,jenis hiburan ... semuanya komplit maksimal.
Nah, kalau suatu festival daerah digarap maksimal seperti ini, bukan tak mungkin turis mancanegara juga bakalan tertarik nontonnya.
Rutin kan ya tiap tahun? Wajib ah suatu saat saya ke sini. Saya pun orang Ciamis. Tapi, udah sekian tahun gak ke sana. Kan jadi bikin saya kangen banget sama Ciamis kalau kayak begini.
BalasHapusMuantap ini. Acaranya rame :D
BalasHapusSayang sekali a', nggak bisa pulang. Padahal jogja ciamis kan deket wkwkw. Tinggal naik kereta aja :p
Wow! Lengkap dan keren banget acara seperti ini. Apalagi di sawah lokasinya. Dan gagal fokus sama kepala yang menghantam batako..hihi. Kemarin kepala kena buku paket sama bungsu aja udah benjol ya Allah :D
BalasHapusjadi rindu pingin ke Sunda lagi lihat hal-hal seperti ini , pingin banget belajar bahasa sunda dari penutur Aslinya
BalasHapusah keren mas andi caranaya
BalasHapuslengkappp
aku pengen banget belajar carakan sunda
duh jadi mupeng
terintegrasi banget pantes banyak yang datang
di Malang belum ada yang bagus seperti ini
Suka banget kalau liat acara festival gini, takjub!
BalasHapusWaah panjangnyaaa.. xixixi. Tapi seru ya bacanya. Emang kalau nari kuda lumping pasti deh bawa arwah. Biar bs makan beling. Duuh.
BalasHapusAcaranya seru dan ini biaya lombanya murah yaa.
aduh kreatif banget yang bikin acara ini..
BalasHapusKeren ya mas Festival Layang Lakbok. Dengan adanyan festival ini Ciamis makin dikenal, mengangkat budaya lokal pula. Ah, warga pasti senang ya, lengkap acaranya dari pagi sampai malam.
BalasHapusDi daerahku ada festival layang-layang tiap tahun. Tapi cuma layang-layang aja di pantai yang panas dengan hiburan musik.
lengkap banget informasinya, menarik pula, terimakasih..
BalasHapusWoww, lengkap banget infonya, Mas. Menara bambunya keren, lagipula baru lihat tuh ada bambu dibikin menara.
BalasHapusBaru tahu juga ada Aksara Sunda, selama ini ngertinya cuman Aksara Jawa aja, hehe.
Punya kenangan juga tentang main layang-layang waktu kecil, seru ... apalagi kalau ada layangan putus terus dikejar ramai-ramai, sampai nabrak-nabrak :).
wahh acara festivalnya keren banget yah, aku pernah bikin boneka orang-orangan sawah pakai jerami, dibajuan juga biar seram.hehe
BalasHapusbtw aku orang ciamis loh berdasarkan keturunan aja sih, ayah ku asli orang sana.hehe
jadi bangga deh :)
Aduuuuh meni siga kareta api ieu, Ndi :) Bonekanya kayak bebegig sawah ah takuuut hihihii. Layang2 zaman sekarang udah jarang ditemui ya. Mau maininnya juga susah kecuali ada lappangan dekat rumah. Bagus ini festival layangannya, menghibur, mendidik biar anak2 zaman now bisa nambah wawasan. Keren!
BalasHapusLook so fun! hihi
BalasHapusregards,
www.CHIPPEIDO.co.vu
wow.. menarik sekali acaranya mas.. dikupas tuntas mulai dari awal sampai selesai.. foto-fotonya juga keren-keren semua.
BalasHapusWah, keren bingit ini festival layang lakbok. Sampe malam pula ya festivalnya. seru dan asyik suasananya. Komplit foto2nya, hehehe
BalasHapusWah..seru banget acaranya...animo masyarakat setempat juga luar biasa ....
BalasHapusPotensi wisata seperti ini harus terus dilestarikan..
menarik juga ya, komplit semua ada
BalasHapusfestivalnya kapan?
BalasHapusWow, ulasannya lengkap banget , jadi berasa ada di sana. Kek ngikutin setiap detilnya. Keren deh Ciamis
BalasHapusLayang Lakbok Festival ini diikuti dari kontestan asal Jawa Barat sajakah atau ada yang dari luar?
BalasHapusKalau acara seperti ini selalu seru ya. Baru tahu tentag Layang Lakbok.
BalasHapusKalo saya, saya malah spesialis layang layang Mas hehehe. Pada foto di atas ada salah atu layangan yang di tempat saya namanya layangan sendaren. Kalo lagi musim layangan seperti sekarang, di tempat saya ramai banget, bahkan sampai orang dewasa pun ikut. Di panjer sampai pagi masih terbang
BalasHapuskeren banget ini mah ndi, ini pas mudik ya? sha dr dulu sampe sekarang selalu merinding kalo liat kuda lumping. BTW, sha dulu pernah ikutan main angklung jugaa. berasa diajak ke masa lalu
BalasHapus