Keseruan Festival Budaya Kampoeng Musikanan 2018
Informasi Yogyakarta
ANDINUGRAHA | Dear Diary, maafkan aku di Agustus ini, yang sudah mengabaikanmu. Bukan aku tak peduli, bukan juga aku melupakanmu. Serius, buktinya buku diaryku selalu terisi setiap harinya. Nah saat ini aku mau cerita yang ada kaitannya dengan musik. Apa, Ndi? Lanjut baca aja ya :)
Sebelumnya aku ucapkan terimakasih buat SDM (Sahabat Diary Mahasiswa) yang sudah menanyakan sekaligus perhatian tentang updatean diary yang sudah beberapa minggu ini tak kunjung tayang.
Terakhir di hari Sabtu kemarin mas Himawan pemilik blog tripofmine.com menanyakan tentang updaten. Nah niatnya hari itu aku mau nulis dan di update di malam minggunya. Tapi belum jadi karena suatu hal.
Gini ceritanya, hari Sabtu seperti biasa masih ngantor, pulang sudah ada teman yang siap ngajak ke Malioboro. Bukan sekedar main tapi memang ada yang dibeli. Pulangnya sudah capek, di hari Minggunya tepat setelah subuh, aku dan Maman sudah berangkat ke Mangunan.
Mangunan? Mau ngapain, Ndi?
Mau main, hehe.. Kebetulan sudah ada jadwal dimana diri ini main sekaligus refrest otak gitu. Gak cuma aku dan Maman, aku mengajak Anin, teman gowesku juga yang kebetulan sekarang mempunyai profesi menjadi seorang guru. Mulia bukan?
Well, singkatnya kami pulang dari Mangunan itu siang, tepatya setelah Duhur. Harusnya lanjut nulis. Tapi berhubung aku dapet undangan untuk hadir di Festival Budaya Musikanan. Jadi siang itu kami gunakan untuk istirahat alias bobo siang. Jarang-jarang kan.
Oh, iya, Festival ini seperti yang tertulis dalam judul. Dan aku menghadirinya. Kebetulan baru bisa datang di malam harinya. Karena acaranya ada sedari pagi. Seperti ini famplate acaranya.

Dan festival budaya musikanan ini di tahun 2018 sudah yang ke-3 lho. Baru tahu kan? Hayo ngaku? Eh, tapi kalau orang Jogja mah pasti sudah tahu ya?
Dan aku punya rundown acaranya sedari pagi. Kalian bisa baca jadwalnya dibawah ini ya.

Setelah shalat Maghrib aku datang kesana. Sendiri? Nggak masih tetap ditemani sahabatku, Maman dan Anin. Jujur sih aku baru pertama kalinya menghadiri acara musikanan ini.
Oh, iya, aku share sedikit tentang musikanan ya. Siapa tahu kalian ada yang belum tahu. Atau memang belum tahu. Festival Budaya Kampoeng Musikanan ini digelar di sepanjang jalan Kampoeng Musikanan Kelurahan Panembahan, Kecamatan Keraton Kota Yogyakarta.
Seperi di famplatenya itu, tidak hanya berbagai pertunjukan musik saja yang ada. Tapi terdapat juga bazaar dan culinary dan musikanan talkshow. Dan spesial performancenya ada dari Cakra Budaya yang menampilkan dance, Musikanan Brass Band, Tingang Tatu (Ethnic Music), sobooh yang membawakan keroncong musik, songket arttra (Ethnic Music) dan PS Gelora Bahana Patria (Choir).
Dari rasa kepedulian dan kekhawatiran musnahnya kegiatan bermusik di kampung tersebut maka dirasa perlu untuk mengenalkan kembali, melestarikan dan mengebangkan tradisi musikanan, baik kepada masyarakat sekitar maupun wisatawan.
Di festival ini kami tidak sampai akhir, karena aku harus packing buku yang siap di kirim dihari Seninnya. Buku apa, Ndi? Buku yang aku jual, cek gih di facebook.com/diary.baca :) Belum banyak memang buku yang di posting, belum teratur memang, tapi nantinya in shaa Allah bakal banyak buku yang di pubslih. Follow aja dulu ya ^_^
Oh, iya, selama disana, aku juga mengabadikan beberapa foto dan video lho. Namanya juga festival musik, jadi gak heran kalau di panggungnya terdapat peralatan musiknya.
Oh, iya, aku share sedikit tentang musikanan ya. Siapa tahu kalian ada yang belum tahu. Atau memang belum tahu. Festival Budaya Kampoeng Musikanan ini digelar di sepanjang jalan Kampoeng Musikanan Kelurahan Panembahan, Kecamatan Keraton Kota Yogyakarta.
Seperi di famplatenya itu, tidak hanya berbagai pertunjukan musik saja yang ada. Tapi terdapat juga bazaar dan culinary dan musikanan talkshow. Dan spesial performancenya ada dari Cakra Budaya yang menampilkan dance, Musikanan Brass Band, Tingang Tatu (Ethnic Music), sobooh yang membawakan keroncong musik, songket arttra (Ethnic Music) dan PS Gelora Bahana Patria (Choir).
Nah sedangkan untuk sejarahnya sendiri, musikanan sendiri diambil dari kata muzikant dan -an yang berarti tempat tinggal para abdi dalem pemain musik Kraton Yogyakarta.
Musik tidak bisa terlepas dari dan menjadi penghibur keluarga keraton. Musikanan berarti tempat tinggal para abdi dalem pemain musik Keraton Yogyakarta.
Dari rasa kepedulian dan kekhawatiran musnahnya kegiatan bermusik di kampung tersebut maka dirasa perlu untuk mengenalkan kembali, melestarikan dan mengebangkan tradisi musikanan, baik kepada masyarakat sekitar maupun wisatawan.
Di festival ini kami tidak sampai akhir, karena aku harus packing buku yang siap di kirim dihari Seninnya. Buku apa, Ndi? Buku yang aku jual, cek gih di facebook.com/diary.baca :) Belum banyak memang buku yang di posting, belum teratur memang, tapi nantinya in shaa Allah bakal banyak buku yang di pubslih. Follow aja dulu ya ^_^
Oh, iya, selama disana, aku juga mengabadikan beberapa foto dan video lho. Namanya juga festival musik, jadi gak heran kalau di panggungnya terdapat peralatan musiknya.

MC dalam acara ini ada dua, laki-laki dan perempuan. Aku lupa namnya siapa, padahal malam itu sempat tahu. Yang jelas ganteng dan cantik :)

Sebelum masuk ke pementasan musiknya, sambutan dari Bapak Sigit Wicaksono, selaku Ketua Panitia Festival Budaya Musikanan tahun 2018.
![]() |
Bapak Sigit Wicaksono |
![]() |
Bapak Priyo Mustiko |
![]() |
Bapak Ir. Eko Suryo Maharsono, MM. |

Nah sebenarnya pembukaan acara ini diawali dengan sebuah tarian. Cakra Budaya namanya. Anak-anak yang nari ini keren. Meskipun mereka terlihat lelah. Andai kalian lihat juga pasti seru. Tunggu aja deh tahun depan pasti ada lagi festival seperti ini.

Yang berikutnya ada paduan suara yang mengenakan seragam batik. Awalnya aku agak heran waktu duduk bareng mereka. Kok pada pake seragam, pas naik ke atas panggung ternyata mereka paduan suara.
Jadi teringat waktu sekolah dasar dulu, aku pernah ikut paduan suara. Sayang, gagal karena suaraku gak bagus..haha. Suka pengen ketawa kalau teringat. Btw, kalian punya pengalaman gak sama nyanyi. Atau memang kalian ini suka nyanyi ya. Ngaku! Di kamar mandi kan :P

Setelah paduan suara selesai menyanyikan beberapa lagu. Kemudian pertunjukan dari musikanan Brass Band yang dipandu oleh Bapak Wawan. Pertunjukan yang satu ini bener-bener keren dan membuat para penonton semangat.

Kenapa semangat. Karena semua terpukau dengan penampilan dari drummernya seorang perempuan. Lincah dan semangat. Orang yang pegang kamera juga semua fotonya lebih banyak ke drummernya. Termasuk aku..haha







Nah yang ini cukup unik dan langka. Karena aku baru melihatnya. Songket Attra namanya. Dimana para pemainnya ada yang memainkan gitar kecil atau biasa di sebut kentrung. Terus seruling dan semacam gendang yang asalnya India. Seruling yang di mainkan itu berasal dari Cina. Unik bentuknya karena semacam seruling pemanggil ular..he

Sebenarnya masih ada pertunjukan lagi sih, tapi kami keburu pulang karena mau packing buku yang besoknya harus di kirim. Semoga diary kali ini dapat memberikan manfaat terlebih informasi untuk para SDM yang membaca.
Segitu dulu aja ya, mau istirahat dulu. Besok dilanjut lagi. Semoga SDM sehat selalu serta doa-doanya Allah kabulkan. Aamiin.
Woow!! cukup menarik dan satun acaranya. Dan acara festival musik khas daerah jogja meski bertema daerah namun tidak mengurangi animo masyarakat untuk mengunjunginya.👍👍
BalasHapusBetul, Mas. Saya aja rasanya pengen lihat lagi, musiknya asik-asik di dengernya..he
HapusAsik juga melihat pertunjukan musik yang beragam seperti ini. Apalagi sambil menikmati makanan tradisional :)
BalasHapusNah itu, serasa lengkap jadinya..he
Hapuswuih seru banget ya kang Andy festival budayanya.. jadi pengen liat secara live ya! Ini salah satu acara festival yang disukai dan ditunggu2 pastinya sama warga Yogya terlebih lagi anak muda dan abg kaya kang Andy dan saya ya ehehhee
BalasHapusHehe.. Betul, Teh, seru. Saya ada videonya kok, tapi belum sempet di upload nih.
HapusNanti kalau sempet saya camtumkan juga di postingan ini in shaa Allah :)
Kalau di Jogja gak ketinggalan nonton ya, Teh..he
Yang pertama *emang mau sampai berapa, Teh?* saya suka tagline di header-nya: "Meskipun diary, usahakan berbagi. Meskipun kegiatan sehari-hari, usahakan menginspirasi."
BalasHapusYess! Benar sekali :D hehehe.
Btw saya baru tau soal Festival Budaya Musikanan (2018) ini, belum pernah dengar/baca sebelumnya. Tengkyuuuu akhirnya tahu juga. Rindu sama kegiatan-kegiatan semacam ini; kental nuansa budayanya! Akhirnya tahu ada yang namanya Songket Attra.
Salam kenal juga, Andi :)
Terima kasih, Teh Tuteh :)
HapusSekarang jadi tahu kan..he
Iya saya juga baru tahu Songket Attra, selain memang menikmati musik, jadi pengetahuan juga akan nama-nama band yang tampil.
Saya ada videonya tapi belum sempet upload dan di sertakan disini..he
Pantesan lama gak nulis, ternyata aktivitasnya padat juga nih. Sekarang udah kerja yah? Kirain yang jadi MC-nya mas Andi. Itu drummer cewek kok mirip yang viral di Instagram ya? Saya lupa namanya...
BalasHapusIya nih, Mas. Banyak kesibukan akhir-akhir ini..he
HapusIya, Mas. Lagi banyak belajar dari dunia kerja :D
Saya kira juga gitu lho awalnya, tapi sepertinya berbeda, mukanya hampir sama sih apalagi kalau dari samping..hehe
Saya juga lupa, siapa ya namanya? Udah inget belum, Mas..he
wah seru banget tuh festival kampoeng musikanan nya , pake musik orkes segala ya...
BalasHapusBetul, Mas. Seru dan menyenangkan tentunya..he
HapusEalah...aku yang wong Jogja tahu ada festival musik Kampung Musikanan setelah baca ini lho Ndi..ha..ha, ga pernah update berita aku😊
BalasHapusBtw, dah ngantor di Jogja to sekarang?
Hehe..sekarang jadi tahu kan, ini udah yang ke-2 di selenggarakan, semoga terus ada setiap tahunnya..
HapusIya nih, Teh. Lagi belajar dari dunia kerja..he
Dikampungku juga sekarang jarang - jarang ada festival musik, kalau dulu2 sering ada, dan biasanya pemainnya band2 lokal..
BalasHapusFestival Budaya Kampoeng Musikanan 2018 menurutku bagus, bisa jadi ajang menyalurkan bakat bagi para pemuda disana yang senang bermain musik
Betul, Mas. Memang sih di beberapa kota menurutku juga sudah jarang ada. Mungkin karena suatu hal. Semoga aja kedepan ada lagi, Kang. Biar lebih seru dan anak-anak muda juga jadi lebih semangat.
HapusSebelumnya saya sampaikan bahwa kita sama, sama-sama jarang ng-update blog karena kesibukan yang war biasak. Terus ya.. Itu acara Festival Musikan keren juganya. Dan sayangnya pas aku ke Jogja belum mulai itu festival, karena aku ke Jogja pas tgl 17. Hiksss
BalasHapusSemoga kedepan rajin kembali ya, Teh..he
HapusSaya kemarin agak susah atur waktunya, kalau udah capek suka susah fokusnya soalnya. Bawaannya pengen istirahat :D
Oh, gitu. Kapan-kapan cari info dulu kemudian baru ke Jogja..hehe
Kapan ke Jogja lagi, Teh?
Keren ya ada tabla juga itu di foto yang terakhir. Ini nih yang bikin orang luar jogja jatuh hati, selalu ada unsur budaya yang dimainkan dalam pertunjukan. Btw, aku menikmati sekali loh baca tulisannya, mengalir.
BalasHapusSalam, Mas Andi. :D
Terima kasih, Teh :)
HapusBener, aku pun kalau baru tahu festival yang ada di Jogja, rasanya seneng. Terlebih kalau aku suka, duh pengen deh rasanya secepetnya festival seperti ini ada lagi..he
Salam juga, Teh Ajeng Veran :)
yogya, nggak ada matinya kalau pergelaran seninya. anak-anakmuda nya. kreatif.
BalasHapusane sebagai pemuda sumatera masih banyak belajar sama mas andi :D.
andai palembang dan yogya bisa di kunjungi dengan motor. saya minta temani mas andi deh
Setuju, Mas.
HapusHehe..kalau deket mah udah deh setiap jalan-jalan ajak mas Fajar :D
Mas, besok sibuk, nggak mantai yok :D
Selanjutnya ke bukit..hehe
Next, kalau ke Jogja berkabar lagi ya, Mas :)
Waah kereen sekali acaranya. Sudah tidak banyak sepertinya ya acara-acara seperti ini, melestarikan musik khas dan budaya bangsa. Dan juga, sepertinya animo masyarakat cukup tinggi ya :D
BalasHapusBetul, Mas. Makannya saya beruntung sekali bisa datang di acara Musikanan ini. Selain memang seru jadi tahu juga. Memang enak di dengarnya sih musiknya juga.
HapusBetul, Mas. Malahan semakin malam semakin banyak aja yang datang.
Dari foto-fotonya nampak ini event yang lumayan besar ya. Ya musik adalah Bahasa universal untuk menyambungkan pesan perdamaian,dan penyalur idealisme. Termasuk musik tradisional. Istirahatlah sobat muda, semoga besok bugar dan kembali berkarya. termasuk merajut kata...Salam
BalasHapusSiap, Mas. Semoga terus berbagi dan mengispirasi lewat untaian kata ya, Mas..
Hapus‘ide kami tak pernah mati’. bersuara lewat jejak kata. Nice. terus berkarya mas. salam sukses selalu
HapusAamiin, terima kasih, Mas.
HapusSukses selalu juga ya..
Masih sering ngadain festifal musik ya Mz,kalau di desa gak ada,mungkin karna gak ada yang nonton dan jauh kali ya..
BalasHapusSama Mz sekarang aku juga jarang update susah buat cari waktunya
Aku rasa di beberapa kota masih terlihat jarang dibandingkan dengan Jogja.
HapusSelama di Jogja sih selalu ada saja festival yang terselenggara, Teh. Seru sih..he
Yang penting jangan sampe meninggalkan dunia tulis menulis. Kalau kelamaan gak nulis aku mah suka gimana gitu, hampa, Teh..haha. Serasa ada yang kurang :D
Drummer nya bikin gagal focus ya? Badannya semuk dan mantap gitu seh :)
BalasHapusUsianya baru dua tahun fistval ini, tergolong masih muda ya. semoga tetap masih bisa semangat trus.
Hha..awas gagal fokus baca diary ini, Mas :D
HapusAamiin. Terus maju dan bisa mengudara setiap tahunnya.
Wah kalo drummernya cantik kayak gitu sih, saya mau jadi stik drumnya
BalasHapusStik dram kan bisa aja patah, Mas. Nanti patah hati pie, opo gak nangis :P
HapusJogja memang nggak pernah tidur ya, Mas. Ada aja acaranya, dan semuanya keren-keren. Termasuk festivel musik ini, dan tidak hanya mengundang perhatian pecinta musik aja karena ada kuliner juga. Jadi semua warga bisa ikut menikmati. Mantap deh pokoknya :).
BalasHapusNah itu, Teh. Udah kayak di siapkan jauh-jauh hari setiap acara yang akan ada. Sudah terjadwal gitu ya. Betul, gak cuma warga bagi mereka yang sedang staditour dan kebetulan main di alun-alun juga bisa tahu dan kalau penasaran pasti melihat langsung..hehe
HapusJogja memang kota yang dipenuhi oleh orang-orang kreatif. Di sana kayaknya gak akan kehabiasan acara-acara seni yang seru. Termasuk acara festival musikan ini
BalasHapusBetul, Mas. Di tangal 1 September ini juga aku sampe bingung ada festival juga, di Kulon Progo tepatnya. Belum lagi nanti kalau ada di Bantul, Sleman. Duh banyak bet..hehe
HapusBenar banget, saya ngaku baru tahu kalau event ini sudah diadakan yang kedua :D Jadi pengen dengerin langsung..sepertinya asyik..
BalasHapusDan saya ada videonya lho, Teh. Tunggu ya, nanti kalau sudah di upload aku share juga di diary yang ini.
HapusSeru juga tuh, acara musik namun dalam rangka menjaga budaya. Jogja emang debes deh. Meski dunia bergerak dengan modernnya, Jogja tetap punya cara mempertahankan budayanya.
BalasHapusUntuk Band yang terakhir kayaknya emang unik. Alih-alih bermain musik, nanti ada yang kesurupan jadi ular~
Betul, Mas. Hayo kapan ke Jogja lagi?
HapusIya unik, sebenarnya itu bukan yang terakhir, hanya saja malam itu aku keburu pulang sih. Jadi gak bisa lihat pertunjukan lainnya..he
Haha..ular siluman Mas :D
Yogyakarta 'gak habis2 nih kreatifnya, ada festival musik yang dicampur dengan kuliner ya suka banget, makanya banyak orang yang gak bosen balik ke yogyakarta
BalasHapusNah itu, seperti halnya aku ini, Teh. Meskipun tiap pagi gowes ke tempat yang sama. Tetep aja gak bosen..hehe
HapusKapan ke Jogja, Teh?
selama di jogja jadi suka banget nonton festival festival kaya gini karena bisa nemu band-band baru yang unik dan tidak biasa. aku tidak nonton yang kampoeng musikanan ini tapi dari foto-fotomu keliatannya acaranya meriah ya mas
BalasHapusMeskipun belum nonton, setidaknya tahu dan nanti kalau ada lagi bisa nonton ya..
HapusYogya terkenal paling kreatif emang
BalasHapusKapan ke Jogja, Mas?
HapusSusah ternyata ya, untuk rutin update tulisan di blog *saya akui itu* Hehe...
BalasHapusKalau masalah nyanyi, pernah punya pengalaman juga. Jadi jaman SMA itu satu kelas ditunjuk buat jadi paduan suara sekolah, buat nyambut tamu dari Malaysia. Nahm berhubung nggak semua anak kelas bisa nyanyi-termasuk saya- jadi ya, pas latihan bener-bener di gembleng sama pelatihnya. Alkhamdulillah, pas hari H, performnya lumayan dan nggak ngecewa-ngecewain banget. Hehe...
Betul, Mas. Terlebih akhir-akhir ini aku sering banget diluar, pulang-pulang udah malam dan terkadang capek. Kalau capek suka kurang fokus..he
HapusOh, gitu. Wah, alhamdulilah. Tapi aku akui gembelengan yang mendekati hari H emang luar biasa efeknya. Terlebih kalau pada kompak. Beuh, hasilnya memuaskan lah..he
gini nih kalo lagi ga indo.
BalasHapuspengen ikutan acara beginian, karena belom pernah sama sekali ikut acara festival.
tapi giliran liburan di jakarta, malah ga sempet ikutan. wk
dari yang di ceritain gue nunggu foto makanannya sih. ga ada nih?
oh dan itu tarian apa yak? penasaran karena banyak banget jenis tari di indonesia
ini ga ada adegan kenalan sama cewe manis di acara itu, ndi?
wk
Gak apa-apa, Mas. Semoga nanti kalau pas di Indonesia dan ada acara semacam festival lagi, bisa melihat langsung acara ya, Mas.
HapusMalam itu gak sempet foto makanan euy, takut yang baca pada salah fokus..haha
Kalau pun ada baiknya gak usah di kasih tahu ah, apalagi mas Fauzi tahu, nanti ikut kenalan juga :P
Seru banget, musiknya beragam :D
BalasHapusBetul, dan tentunya lebih seru lagi kalau bisa melihatnya langsun.
HapusNext aku cantumkan videonya di diary yang ini. Biar para SDM (sahabat Diary Mahasiswa) bisa melihat langsung dari video.
Saat ini baru selesai di edit, dan tinggal upload aja :)
pemusiknya gendut-gendut, apa karena di musikanan ya? kalau musikiri kayaknya gendut juga hehe... musikanan itu nama jalan ya?
BalasHapusItu tandanya subur-subur, Mas..hehe
HapusMusikiri belum ada, atau Mas Affip mau bikin musikiri :D
Bukan, Mas. Musikanan itu ada sejarahnya. Singkatnya seperti yang sudah saya tulis dalam diary ini..
Seru kali ya lihat acara seperti ini, festival budaya musikanan. Berberapa kali ke Jogja selalu apes karena gak pernah lihat atau nemu acara seperti ini. Mentok paling musik jalanan yang ada di Malioboro hehe
BalasHapusKangen Jogja sih, terakhir ke sana Februari tahun ini, Mungkin asik kali mas kalau semisal sering sering review tentang festival budaya semacam ini. Jadi pengen nonton secara live :)
Salam kenal
Seru dan pengen lagi kalau aku, Mas..hehe
HapusCoba deh, lain kali kontak aku, Mas. Siapa tahu pas ke Jogja lagi bisa silaturahmi atau nggak jalan-jalan bareng :D
Kalau yang di Malioboro mah itu udah umum, karena hari apa pun tetap ada..he
Wah belum lama juga ya, tunggu updatan diary berikutnya, Mas. Nanti aku bahas festival lagi in shaa Allah..
In shaa Allah kedepan ada videonya, Mas. Udah di edit tadi sama aku. Tinggal upload aja kok.
Salam kenal juga, Mas Wahyu Imam.
Di kamar mandi justru saya malas nyanyi. Menikmati keadaan hening. Lebih sering bernyanyi ketika tiduran sambil mendengarkan lagu di kamar. Saya enggak pernah ikut paduan suara, tapi dapat tugas menjadi pengiringnya yang main seruling.
BalasHapusKentrung itu nama lain dari ukulele juga, kan?
Sama sih, Mas..he
HapusLebih baik fokus dan jangan berlama-lama di kamar mandi mah. Cukup seperlunya.
Setelah kelar mandi tiduran ke kasur dah itu lanjut dengerin musik..hehe
Wah keren, sekarang masih bisa main seruling nggak, Mas?
Kebetulan aku juga pernah main seruling, sekarang masih bisa tapi cuma beberapa nada aja, masih inget lagu apa ya judulnya. Itupun gak full..he
Dah lupa kalau jarang di mainin :D
Yapz, semacam gitu, Mas.
Acara yang menarik. Tahun depan semoga bisa ikut nonton.
BalasHapusngomong - ngomong,Itu "Songket Attra" perlu di ralat jadi "Songket Arttra", gan.
Terima kasih sarannya, sudah saya betulkan kok. Saya juga nulis Attra ngikutin rundown yang di kasih. Tapi tadi untuk mengecek langsung, saya cek instagramnya. Ternyata memang yang betul itu Songket Arttra.
HapusTerima kasih koreksinya :)
Saya bolak-balik ke Jogja, tapi nggak pernah tahu ada kampung Musikanan. Kayaknya seru juga nih, acaranya. Jadi pengin tahu tentang Songket Attra.
BalasHapusNext kembali lagi ke diary yang ini ya, Teh. In shaa Allah aku akan post videonya, biar para SDM (Sahabat Diary Mahasiswa) tahu meskipun gak melihatnya secara langsung..
Hapuswah ketinggalan lagi nih event keren di jogja :v
BalasHapusBerkabar sama Diary Mahasiswa dong, biar gak ketinggalan..hehe
Hapushahah :D siap!
HapusGraknya mana, yang lengkap dong :D
HapusMusikanan itu ternyata diambil dari nama sebuah daerah ya, kirain aliran musik terttentu..
BalasHapusMeriah juga acaranya mas, ternyata perfom musiknya ada yg unik juga..
Ntw seruling ular dimainkan, dpt berapa ular yg berkumpul?
Jadi tahu kan, Mas? He
HapusBetul, nexti in shaa Allah aku camtumkan link youtubenya, Mas. Baru aku edit tadi, mungkin besok di upload. Biar pada pembaca bisa lihat juga videonya.
Haha..sebenarnya bukan seruling ular, hanya saja aku lihatnya kok mirip seperti seruling ular :D
Bakal sering mampir baca updatean diary-nya niih. Banyak cerita serunga. Jogja tuuh ramee yaa, banyak banget acara serunya.
BalasHapusWah, makasih, Teh Nia..
HapusIn shaa Allah lagi di persiapan diary terbaru nih. Semoga cepat tayang minggu ini..
Terima kasih, Teh..
waini musikanan, temennya musikiri hihihi.. nice info :)
BalasHapusHehe..awalnya aku kira juga gitu, mungkin aja sih ini saudaranya.. :D
HapusSeru festival musiknya, semoga lestari dan berlangsung seterunya deh acara kece seperti ini. Btw siap meluncur ke ig diary.baca. penasaran ada buku apa aja di san
BalasHapusMaaf, nih. Sepertinya diary baca masih eroor, lagi perbaikan juga..
HapusIn shaa Allah secepatnya diperbaiki. Terima kasih ya, jadi inget belum diperbaiki :)
Balik mampir lagi kesini ah....
BalasHapusKok tumben belum ada tulisan baru lagi mas, hehehe :p
Belum selesai, Mas. Sedang di persiapan kok.
HapusLagi bagi-bagi waktu karena ada garapan lain yang harus selesai dalam waktu dekat ini..he
Tunggu diary terbarunya, Mas.. :)
Seru bangett
BalasHapusNuansa etnisnya kental ya
Nilai budayanya jadi dapet, entertainment nya juga dapet
Betul, Mas. Coba pas ke Jogja ada Musikanan ini, pasti lebih seru, Mas :)
Hapussaban tahun ya program sebegini diadakan?
BalasHapusIya, Teh. Dan di tahun 2018 ini sudah yang ke-2 kalinya.
HapusAsik rasanya nongkrong bersama sang kekasih di iringi musk seperti ini :)
BalasHapusKapan ya bisa ke jogja lagi hehe
Asik banget, Mas. Terlebih sambil ngemil juga..hehe
HapusHayo kapan ke Jogja laginya?
Wah bagus yah.. ini acara rutin tahunan ya? Jadi pengen lihat juga kapan2..
BalasHapusTahun ini baru yang ke-2 sih, tapi sepertinya akan terus ada yang ke-3 dan seterusnya :)
Hapusseru..
BalasHapusada acara musiknya makin seru
Betul, Mas.
HapusDan jadi informasi juga bagi yang belum tahu musikanan..he
Saya baca judulnya jadi gagal fokus, kirain ikan, ternyata musikan, begini kalau bacanya saat lapar. Hehehe.
BalasHapusDaripada tulisan, saya fokus ke foto nih. Pakai kamera DSLR kah? Hasilnya bagus, hehehe.
Kok jadi ikan, Teh?
HapusMakan dulu, Teh nanti baca lagi..hehe
Iya, Teh itu pake DSLR..he
wah banyak banget ACAaranya bang Andy jadi mumet milihnya kalau gitu
BalasHapusGak mumet kalau di jalankan sesuai jadwal, Mas..hehe
HapusWah asyik banget dong Mas Andi, pas lagi pingin ke Mangunan, eh sekalian nonton Festival Budaya. Banyak pentas musiknya juga ya di acaranya.
BalasHapusIya, Teh. Nanti deh cerita mangunannya sekalian di tulis biar tahu..hehe
HapusIya banyak sesuai rundown, Teh. Semua yang pentas saya baru lihat juga, jadi bener-bener keren.
Seru pasti acaranya..apalagi menampilkan musik lokal seperti keroncong
BalasHapusBetul, Mas Dwi dan yang jelas lebih seru lagi kalau mas Dwi nonton langsung..hehe
HapusWow menarik sekalinya acaranya😉
BalasHapusBetul, Teh. Apalagi bisa melihatnya secara langsung..he
HapusWah, acaranya seru banget.. Padat jadwalnya. Rame yang dateng...
BalasHapusIya, Mas. Jadi betah udah gitu penampilannya keren-keren..
HapusWah... seru banget kayaknya festivalnya. Kita sebagai anak muda harus sering nonton yang kayak gini nih. Kalau bukan kita yang menonton dan melestarikan, siapa lagi? Btw, kapan-kapan coba dong bikin cover, kan pernah ikut paduan suara tuh, hehe.
BalasHapusPenasaran dengan ethnic music -nya.
BalasHapusBtw saya tuh penasaran dengan alamat blig. Kalo sudah bukan mahasiswa lagi, namanya akan tetap Diary Mahasiswa?
Eh maaf ya, kepo banget hehehe.
Etapi di atas dibilang kerja ya? Jadi,nggak kuliah lagi?
suka banget dengan festival musik kaya gini apalagi ada ethnic nya wihhh seru banget pengen nonton
BalasHapusPercaya ngga, mas ... kalau aku mengklik halaman blog mas Andy dan langsung teringat nama diary mahasiswa, pikiranku langsung ..., jangan-jangan namaku ditulis di diary mas Andy yang dibawa kemana-kemana gegara aku lama tak berkunjung ke blog ini.
BalasHapusSetelah ku scroll ke bawah ..., aku langsung kaget ngelihatnya ... wukakakkaa .. ternyata kok benar ada namaku tertulis di artikel 😂.
Untungnya namaku disebut bukan disebut si ingkar janji ngga mampir-mampir bermain di blognya mas Andi 😊.
Maafin ya untuk itu, mas ...,
Lama ngga berkunjung karena aku lagi merintis jadi youtubers buat melengkapi blog ☺.
Yoook mas Andi juga jadi youtubers juga yook..
Penasaran aku sama penampilan Songket Arttra ... sepertinya meriah banget lihat penampilan live shownya.
Sayangnya, aku ngga berkesempatan nonton langsung festival budaya Kampoeng Musikanan.
kenapa gagal ndi? bukannya paduan suara suka bebas ya tar kita di tempatinya dimana? kalo sha sering nyanyi sambil bawa motor. biar tetep fokus :P kalau gak suka ngelamun kemana2 saking lamanya bawa motor.
BalasHapusbtw, sha masih punya utang suara. kumaha atuh ini teh? gak pede ternyata sha nya ndi hahahaha